-->

Radio Mta Fm Streaming Online

Mendengar Pengajian Tanya Jawab Bersama Ustad Drs. Ahmad Sukino Majelis Tafsir Alquran (MTA) - Melalui Radio MTA Fm Secara Online Live Streaming

Tentang Radio MTA Fm
Radio MTA Fm (Majelis Tafsir Alquran) Merupakan salah satu radio yang berada di Solo - Surakarta Jawa Tengah yang menyiarkan ceramah secara online nonstop 24 jam hasil rekaman program Jihad Pago yang diadakan setiap hari ahad pagi di gedung MTA pusat Jl. Ronggowarsito No. 111A, Timuran, Banjarsari, Timuran, Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57131.

Tentang Yayasan MTA (Majelis Tafsir Alquran)
Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah forum pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan oleh Alm. Ust. Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tangal 19 September 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an.


Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi acara utama MTA. Ketua Umum sekaligus pendiri MTA itu wafat pada tanggal 15 September 1992, sehabis 20 tahun menumbuhkan dan menyebarkan MTA. Kepemimpinan selanjutnya diteruskan oleh murid dia Ust. Drs. Ahmad Sukino [ Baca Selengkapnya : https://id.wikipedia.org/  dan Situs Resminya di: https://mta.or.id]

Banyaknya perkiraan yang negatif bahkan tidak yummy didengar dimasyarakat wacana Majelis Taklim yang di ketuai oleh Bp Sukino tampaknya sudah menjadi hal yang biasa merebak di masyarakat luas khususnya di wilayah Jawa tengah. Sehingga terjadi benturan fisik, boikot pengajian, pembangunan gedung dihentikan, bahkan pengusiran di beberapa tempat menyerupai Boyolali, Blora, Sragen, Karanganyar dll.

Katanya aliran MTA menyimpang dan tidak umum yang menciptakan perpecahan dalam keluarga, bikin tidak rukun, sehingga dalam satu keluarga ia dikucilkan. Hal ini masuk akal saja, alasannya dalam tradisi di Indonesia khususnya masyarakat suku Jawa masih memegang teguh aliran turun temurun yang dilakukan pemuka agama dan abdnegara desa.

Namun apakah kita pernah bertanya apa yang dilakukan orang bau tanah kita, kakek dan nenek kita, kakek buyut dan canggah kita itu benar dan sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW? Coba kini renungkan apakah tradisi yang kita lakukan itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi Wassalam?

Dalam kajian MTA bahwasanya mereka meluruskan dan mengingatkan saja tetang apa yang di ajarkan Rosulullah Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan sehari hari (fiqih), apakah itu salah? bukankah kita semua bersuadara? kenapa anda benci dan anda usir? biarkanlah mereka mengamalkan dan memberikan kebenaran, anda ikuti boleh saja, anda tidak mau mengikuti boleh banget tuh.. biasa aja kalee...

Untuk Bapak & Ibu atau sebaliknya puteranya yang alergi baget dengan anggota keluarganya yang tergabung dalam banyak sekali kajian MTA biarkan saja mereka telah menentukan jalannya sendiri, saya tahu anda niscaya menyadari akan kebenaran yang mereka sampaikan, namun sejauh ini anda belum sanggup menjalani secara total menyerupai yang mereka lakukan.

Kalau begitu nggak ada masalah-kan? apa sih yang menjadi keberatan sehingga anda mengucilkannya, tidak menegur sapa (gak ngloroan), hendaknya tetap terjalin silahturahmi menyerupai biasa dalam urusan dunia. Dalam urusan darul abadi biarkan mereka mengamalkan apa yang menjadi aliran Rasulullah ini.
Bukankah Rasulullah Muhammad pernah berkata bahwa "Islam tiba dalam keadaan abnormal dan suatu ketika nanti akan kembali di anggap abnormal dan tidak umum" 

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam tiba dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
Al Qadhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi,

أَنَّ الإِسْلام بَدَأَ فِي آحَاد مِنْ النَّاس وَقِلَّة ، ثُمَّ اِنْتَشَرَ وَظَهَرَ ، ثُمَّ سَيَلْحَقُهُ النَّقْص وَالإِخْلال ، حَتَّى لا يَبْقَى إِلا فِي آحَاد وَقِلَّة أَيْضًا كَمَا بَدَأَ

“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya insan pula sebagaimana awalanya. ” (Syarh Shahih Muslim, 2: 143)
Sebagaimana kata As Sindi dalam Hasyiyah-nya terhadap kitab Sunan Ibnu Majah,

غَرِيبًا أَيْ لِقِلَّةِ أَهْله وَأَصْل الْغَرِيب الْبَعِيد مِنْ الْوَطَن

Disebut ‘gharib’ kalau pengikutnya sedikit dan maksud asal dari kata ‘gharib’ yaitu jauh dari negeri.

( وَسَيَعُودُ غَرِيبًا ) بِقِلَّةِ مَنْ يَقُوم بِهِ وَيُعِين عَلَيْهِ وَإِنْ كَانَ أَهْله كَثِيرً

Kembali dalam keadaan abnormal lantaran sedikitnya yang mau menjalankan dan saling menyokong dalam menjalankan syari’at Islam padahal umatnya banyak.

(فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ) الْقَائِمِينَ بِأَمْرِهِ

Beruntunglah orang yang asing, yaitu yang menjalankan aliran Islam tersebut.

و”طُوبَى” تُفَسَّر بِالْجَنَّةِ وَبِشَجَرَةٍ عَظِيمَة فِيهَا

Thuba sendiri ditafsirkan dengan nirwana dan pohon besar yang berada di surga.

وَفِيهِ تَنْبِيه عَلَى أَنَّ نُصْرَة الإِسْلام وَالْقِيَام بِأَمْرِهِ يَصِير مُحْتَاجًا إِلَى التَّغَرُّب عَنْ الأَوْطَان وَالصَّبْر عَلَى مَشَاقّ الْغُرْبَة كَمَا كَانَ فِي أَوَّل الأَمْر

Ini memberikan bahwa memperjuangkan dan menjalankan aliran Islam memang butuh akan keterasingan dari negeri. Ketika itu butuh ada kesabaran ekstra dalam menghadapi keterasingan sebagaimana keadaan Islam di awal-awal. [ Sumber : https://rumaysho.com/10465-berbahagialah-orang-yang-terasing.html ]

Semoga goresan pena ini menyadarkan kita semua, untuk tetap saling menjaga persatuan dan kesatuan dalam keluarga, dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, tetap terjalin silahturahmi. Urusan dunia mari kita hidup tenang dan bergaul menyerupai biasa, urusan darul abadi biarlah mereka mengamalkan apa yang menjadi aliran orang yang kita muliakan yaitu Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi Wassalam.
Pieace Ahh...

#MTA Fm, #Live Streaming MTA Fm, #Mendengar Radio MTA Fm, #Pengajian MTA Fm, #Majelis Tafsir Alquran, # Tanya jawab Bersama Utad Sukino, #MTA Fm Solo - Surakarta

0 Response to "Radio Mta Fm Streaming Online"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel